Saat bola mataku berputar
mengelilingi tubuhmu
Menyiram garam dalam
irisan luka
Membebal batu dalam
paru-paru
Terasa Gunung bertengger
di pundakku
Bukan...!
Bukan karena kau
penyebabnya
Tapi karena aku merasakan
kau
Kau yang ku begitukan
Bunda...
Sungguh tak kuasa dada ini
Memetik rasa asam
Yang menempel di matamu
Ku
tancap janji meski jari masih membeku
Perlahan
akan ku cukil
Kerikil-kerikil
garam
Yang
menempel di lukamu
Kan
ku keringkan
Dengan
cahaya terbaikku
Ku kan lari, lariii
sejauh ku mampu
Hingga saat ku sampai kan
ku petik madu
Dan ku tuang untukmu
Tambak,
6 februari 2012